
Rakyat Kuba memberikan suaranya, Minggu 3 Febuari, untuk memilih anggota parlemen yang tugasnya antara lain mensahkan calon pemegang jabatan politik.
Walau merupakan negara dengan sistem partai tunggal, pemilihan umum ini digelar untuk menentukan 612 wakil masyarakat dari berbagai kelompok, termasuk perempuan maupun komunitas Afrika.
Tidak ada masa kampanye dalam pemilihan ini -yang diperkirakan diikuti delapan juta pemilih- sementara kubu oposisi dilarang berdasarkan hukum.
Wartawan BBC di ibukota Havana, Sarah Rainsford, melaporkan Partai Komunis Kuba sebenarnya sudah menetapkan agenda politik untuk beberapa tahun mendatang, antara lain mencakup reformasi ekonomi untuk menjamin bertahannya sosialisme di masa depan.
Namun pemilihan ini bisa menjadi petunjuk dari para pemimpin masa depan Kuba karena generasi yang memimpin revolusi tahun 1959 saat ini sudah memasuki usia 80-an tahun.
Upaya reformasi
Parlemen terpilih rencananya akan bersidang pada 24 Februari 2013 dan akan menetapkan kembali Raul Castro sebagai presiden.
Warga Kuba
Warga Kuba yang ingin ke luar negeri tidak lagi memerlukan izin khusus selain paspor.
Dengan Presiden Raul Castro yang sudah memasuki 81 tahun, rakyat Kuba akan memperhatikan tokoh-tokoh politik yang akan memegang jabatan kunci, seperti wakil presiden dan menteri-menteri.
Sementara pemimpin besar revolusi Fidel Castro sudah jarang tampil di depan umum walau pada Oktober 2012 dia muncul kembali Klik dalam pertemuan dengan mantan WakilKlik Presiden Venezuela, Elias Jaua.
Sebagai salah satu negara yang masih menutup diri dari dunia luar, Kuba dalam beberapa waktu belakangan mulai menempuh reformasi.
Pertengahan Januari, Kuba memperlonggar Klik peraturan untukKlik melakukan perjalanan ke luar negeri. Kini warga Kuba tidak lagi diwajibkan memiliki izin khusus selain paspor jika ingin ke luar negeri.
Sebelumnya, Desember 2011, pemerintah Havana memberi kesempatan kepada perseorangan untuk memiliki usaha bidang jasa eceran.(BBC)
Tidak ada komentar